Nyanyi bersama,
Di bawah indahnya terang bulan.
Suara kita terbawa jauh menembus malam yang sedang terlelap.
Bersama jangkrik malam, kita lalui hampa ini,
Tertawa karena tingkah satu teman,
Kita yang sedang menyambut Hari pagi
Kekompakan yang kita rasakan, Akan menjadi kenangan di hari tua, mungkin air matapun bercucuran, mengenang kalian nantinya.
Namun yang membuat ku tetap bersemangat karena kita masih di sini, masih sama melalui kepahitan hidup.
Namun aku tak bisa menyembunyikan rasa sedih karena nanti kita pasti berpisah dengan sendirinya. Oh teman,
Aku selalu bersama kalian yang pastinya aku tak janji karena kita tak selamanya di sini.
Mengisi hari-hari seperti biasanya, Bercanda bersama. Berbicara dunia hayal.
Begadang diantara suara malam.
Menjaga Bulan Bintang yang jauh di sana
Ada pertemua pastinya ada perpisahan.
Jika kematian menyapa, Semua berakhirlah sudah.
Hanya nama dan senyum ramah dan juga kebaikan yang akan dikenang
Jika Tuhan mengijinkan, Waktu yang indah akan ku beli.
Dan, ku pajangkan kalian semua di dalamnya.
Satu harapan yang tak mungkin terjadi kita abadi di sini.
Namun dimanapun engkau Aku adanya disitu.
Satu kehilangan terbesar dalam hidup ku adalah masa lalu yang indah tentang persahabatan kita.
Jika sang pecinta berkata kepada kekasihnya,
AKU SELALU ADA DISAAT KAU PERLUKAN
Namun sahabat sejati mampu berkata kepada mu
AKU SELALU ADA MESKIPUN KAU TAK MEMERLUKAN KU.
[Puisi ini buat teman-teman sekampungku. Menyambut pagi di suatu malam dihiasi Bintang-Bintang dan bermain gitar bersama, sangat melekat dihatiku selalu. Aku menyayangi kalian Teman]