Posted by Kumpulan Puisi - Kata Mutiara dan Kisah on 2 Desember 2012
Aku merindukan seorang dirimu yang tak bernama, terkadang aku tidak bisa menjelaskan bagaimana rupamu, bagaimana paras wajahmu, bagaimana lekuk tubuhmu, apakah kamu secantik model-model majalah yang selalu aku baca di kala mengubur sepi di sudut café, seanggun artis-artis di karpet merah, atau selugu gadis pantai yang hanya kenal debur ombak dan senja camar yang bernyanyi.
Aku merindukan seorang dirimu yang tak bernama, karena aku masih tidak tahu siapa namamu, di kala dulu aku pernah merasa menemukanmu.ku temukanmu dalam satu wujud utuh, desahanmu, suara detak jantungmu, sentuhan manis bibirmu, rengkuhan halus tanganmu, warna baju kesukaanmu, sapaan mesra darimu dan identitas jelas dirimu, semua dalam satu keutuhan yang bisa aku raba, yang bisa aku dengar, yang bisa aku lihat.tetapi, seperti bias, pelan-pelan dirimu menghilang, di telan waktu, di bawa angin, tinggalkan sepi yang bergelut luka, meninggalkan satu sosok yang asing bagiku, mungkin benar aku terlalu percaya dan itu bukan dirimu.
Dikala aku terperangkap dalam keramaian, tiba-tiba rinduku padamu bisa menggebu-gebu dan menjadi-jadi, lalu hatiku terus bergumam ”andaikan ada kamu”, keramaian ini menghempaskanku dalam julang kesepian yang tak bertepi, seperti sebuah sunyi yang menyisakan satu gema yang panjang,seperti gema di dalam hutan yang sepi.
Ku pandangi langit malam,ku bisikkan pada embun pagi, mungkin sesosok dirimu masih terpisah di sana-sini, pada embun pagi yang mengantung di ujung daun,pada senja sore yang betaburan ombak di garis pantai, pada bintang yang berkedip rindu di malam sunyi, pada gerimis yang meninggalkan sisa bau tanah, karena itulah aku tidak melihat wujudmu, hanya merasakan sekejap kehadiranmu yang juga tidak pernah utuh, samar-samar, antara ada dan tidak, tiada satu bahasa dunia yang bisa menggambarkanmu, tiada huruf yang bisa menjelaskanmu, hanya rasa yang bisa muncul dan hilang sekelebat kemudian.
Aku merindukanmu, tapi aku tidak tahu siapa namamu, bagaimana rupamu. Mungkin dirimu masih menanti, sesosok yang tepat untuk jadikan kamu tempat bernaung,mungkin, ketika aku melihatmu nanti,aku juga melihat senja,embun pagi,gerimis, dan bintang malam bersinar dari balik wajahmu. Di saat itulah aku menangkap, sesosok dirimu yang telah menyatu, harapku semua itu tidak salah.
@anonim