Suatu malam hari yang indah
Kita duduk di pesisir pantai yang tenang
Begitu sunyi hanya terdengar gemuruh ombak yang semakin ketepi
Sang Purnama tersenyum hangat di atas sana
Pantai pun seakan penuh mutiara oleh cahayanya
Tebing-tebing yang menjulang, hadirkan jerit hewan malam.
Kita duduk berdua
Merasakan malam dan menatap purnama nan jauh
Dan bintang-bintang yang berkelip sangat manja
Bersandar pada teduhnya malam
Aku dapat merasa hari esok yang akan menyapa.
Diantara pesona kembang setaman
Kemuning jelita merekahkan kuncup yang menggelayut manja nian
Kelopaknya bersinar dihiasi cahaya bintang bak bertaburan berlian
Putiknya merona disapa angin yang bertiup ramah nampak menawan pilukan malam
Mahkotanya berbinar binar mencerminkan kesucian hati sang perawan
Suatu hari di malam yang terang datang sang kumbang
Menghampiri Kemuning yang sedang berdendang riang
Kumbang mengucap salam pertemuan penuh keriangan
Kemuning menyambut hangat tebar pesona si pejantan
Dengan akrab bercengkrama diantara tawa dan kesenangan
Tak terasa fajar akan menyapa
Tapi purnama dan bintang-bintang masih tetap setia dengan Tahtanya
Bertenger manja di tengah langit malam gelap gulita
Wahai naluri bertangkai perak
Seribu ranting pohon telah patah
Jatuhkan daun kering didada rapuhku. Dan telunjukku
Menunjut tempat kita bersama dulu
Wahai naluri bertangkai perak
Semampang malam masih dalam suara santun
Kidung murai serindai pagi
Desir pantai masih sudi basahi karang
Izinkan aku tetap disini
Terbaring di gugurnya daun-daun
Nikmati dingin merasuk sumsum
Walau sempat juga aku terkesima menghadirkan bayanganmu memelukku sedikit dalam keraguanku
Warning !
No Copas ya kakak !
Hargai karya karya seseorang.
Special Thank To:
[-] Sembusan angin malam yg menemani
[-] Semua yang membaca [Terimakasih]
[-] Elisabeth Mayz [ Tq atas sebait kata-katanya demi penyempurnaan puisi ini]
[-] Thanks God [I Love You Forever]
[-] Mom [You're The Best]
[-] All friends [I Miss You All]