Kumpulan Puisi
Pada suatu masa hiduplah seorang kaya raya yang baik hati, tujuan hidupnya tidak lain adalah untuk berbuat bagi kepada semua orang, membantu siapa saja yang membutuhkan, siapa saja yang meminta pertolongan pasti ia bantu dengan senang hati, terlebih lagi kepada semua orang-orang yang bekerja dengannya.
Suatu hari orang kaya memperhatikan bahwa salah satu pegawainya, seorang tukang kayu yang sangat miskin dan ia harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, lalu orang kaya tersebut melihat sendiri bahwa gubuk si tukang kayu dan keluarganya tinggali sudah sangat buruk sekali, sehingga tidak mampu lagi melindungi mereka dari dingin dan hujan. Orang kaya tersebut sangat tersentuh dan sedih sekali melihat keadaan si Tukang Kayu, dia lalu punya ide.
“Saya ingin kamu membuatkan saya rumah yang sangat indah,” katanya. “Saya ingin kamu membuat rumah yang terbaik dari yang terbaik, pakai batu yang terbaik, kayu yang terbaik, genting yang terbaik, semuanya harus yang terbaik, uang bukan masalah bagi saya, kamu pekerjakan tukang-tukang bangunan yang terbaik. Saya akan melakukan perjalanan untuk beberapa waktu, dan ketika saya kembali saya ingin rumah itu sudah selesai!”
Alangkah senangnya si Tukang Kayu mendapat tugas ini, dia lalu secepatnya membuat rencana untuk membuat keuntungan sebanyak-banyaknya untuk dirinya sendiri dari tugas yang diberikan oleh Orang Kaya ini.
Ia lalu tidak menggunakan bahan – bahan bangunan yang terbaik, juga tidak mempekerjakan tukang-tukang bangunan yang terbaik dibidangnya, ia lalu memotong semua biaya bangunan dimana saja yang bisa ia potong. Tuannya si Orang Kaya tidak akan menyadarinya, Orang Kaya tersebut tidak akan tahu bedanya dan ia bisa memperkaya dirinya.
Akhirnya rumah yang dibuat tersebut selesai juga pada waktunya. Tampak luarnya sangat indah dan mengagumkan, tetapi Tukang Kayu itu sangat mengetahui bahwa itu tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari rumah tersebut. Kayu-kayu nya sudah lapuk dan tidak terpasang dengan sempurna, batunya bukan batu yang terbaik, yang akan mengakibatkan dindingnya mudah runtuh, genting yang dipakaipun merupakan barang bekas, serta bangunan ini dibangun oleh orang-orang yang sangat tidak berpengalaman sehingga mereka bisa dibayar murah.
Akhirnya setelah pulang dari perjalanan, Tuan Orang Kaya pun lalu memeriksa rumah tersebut. “Saya telah melaksanakan sesuai perintah anda”, kata si Tukang Kayu. “Saya hanya menggunakan bahan yang terbaik dari tukang-tukang yang terbaik,” tambahnya lagi.
“Saya senang sekali mendengarnya”, kata Tuang Orang Kaya. “Ini kuncinya, rumah ini untuk kamu. Ini merupakan hadiah saya untuk hidup kamu dan keluargamu, sebuah rumah yang baik untuk kamu, seumur hidupmu.”
Hari-hari berlalu, Tukang Kayu itu sering terdengar menggerutu dan menyesali perbuatannya dan bergumam tiada henti, “Akh, andai saja aku kalau rumah itu buat saya”. Katanya dengan suara penuh penyesalan.